Baru-baru ini, para ahli perkembangan memandang bahwa usia lanjut lebih konstruktif dan adaptif (Erikson, Erikson & Kivnick, 1986).
Fase Akhir Erikson: Integritas Vs Keputusasaan
Erik Erikson (1968) percaya bahwa masa dewasa akhir dicirikan oleh tahap terakhir dari delapan tahapan siklus kehidupan , integritas versus keputusasaan (integrity versus despair). Dalam pandangan Erikson, tahun-tahunn akhir kehidupan merupakan suatu masa untuk melihat kembali apa yang telah kita lakukan dengan kehidupan kita. Melalui beberapa jalan yang berbeda, orang dewasa lanjut telah mengembangkan suatu harapan yang positif di setiap periode sebelumnya. Jika demikian, pandangan tentang masa lalu (retrospective glanses) dan kenangan akan menampakkan suatu gambarandari kehidupan yang dilewatkan dengan baik, dan seorang dewasa lanjut usia akan merasa puas (integritas). Namun jika seorang dewasa lanjut melalui satu atau lebih tahapan-tahapan yang awal dengan suatu cara yang negatif (terisolasi di dalam masa dewasa awal atau terhambat di masa dewasa tengah, misalnya), pandangan tentang masa lalu akan menampilkan keragu-raguan, kemurungan dan keputusasaan terhadap keseluruhan nilai dari kehidupan seseorang.
Pengolahan Kembali Tahapan Akhir Erikson oleh Robert Peck
Robert Peck (1968) mengerjakan kembali tahapan akhir perkembangan dari Erikson, integritas versus keputusasaan, dengan menggambarkan tiga tugas-tugas perkembangan, atau isu-isu yang dihadapi pria dan wanita saat mereka tua.
• Differensiasi versus kesibukan dengan peran (differentiation versus role preoccupation)
Merupakan tugas perkembangan dari Peck di mana orang-orang dewasa lanjut harus mendefinisikan nilai dirinya dalam istilah yang berbeda dari peran-peran kerja. Peck percaya orang-orang dewasa lanjut perlu mengejar serangkaian aktivitas yang bernilai sehingga waktu yang sebelumnya dihabiskan di dalam suatu pekerjaan dan dengan anak-anak dapat terisi.
• Kekuatiran pada tubuh versus kesibukan dengan tubuh (body transcendence versus body preoccupation)
Merupakan tugas perkembangan dari Peck di mana orang-orang dewasa lanjut harus mengatasi penurunan kesehatan fisik. Seiring dengan menuanya orang dewasa lanjut, mereka mungkin menderita penyakit-penyakit kronis dan tentu saja penurunan kapasitas-kapasitas fisiknya. Bagi pria dan wanita yang identitasnya berkisar di sekitar kesehatan fisik mereka, penurunan kesehatan dan kerusakan kapasitas-kapasitas fisik akan menghadirkan beberapa ancaman bagi identitas mereka dan perasaan akan kepuasan hidup. Namun demikian, saat kebanyakan orang-orang dewasa lanjut menderita penyakit-penyakit, beberapa orang menikmati hidup melalui hubungan-hubungan antar manusia yang memberi kesempatan mereka untuk keluar dari kesibukan dengan tubuhnya.
• Melampaui ego versus kesibukan dengan ego (ego transcendence versus ego preoccupation)
Merupakan tugas perkembangan dari Peck di mana orang-orang dewasa lanjut harus menyadari bahwa saat kematian tidak dapat dihindari dan mungkin tidak terlalu jauh, mereka merasa tentram dengan dirinya sendiri dengan menyadari bahwa mereka telah memberi sumbangan untuk masa depan melalui pengasuhan yang kompeten terhadap anak-anak atau melalui pekerjaan dan ide-ide mereka.
Tinjauan Hidup
Tinjauan hidup (life review) adalah suatu tema umum di dalam teori-teori perkembangan kepribadian pada masa dewasa akhir. Tinjauan hidup melibatkan refleksi kembali pada pengalaman-pengalaman kehhidupan seseorang, melakukan evaluasi terhadapnya, menafsirkan dan selalu menafsirkan lagi. Peneliti proses penuaan yang terkenal Robert Butler (1975) mempercayai bahwa tinjauan hidup bergerak ke arah kematian. Seringkali tinjauan hidup dimulai dengan diam-diam, pada saat lain bersemangat, membutuhkan usaha tertentu untuk mencapai perasaan terintegrasi di dalam kepribadian. Tinjauan hidup dapat diamati pertama kali di dalam lamunan dan pikiran-pikiran yang tidak berarti mengenai diri sendiri dan sejarah kehidupan diri. Pikiran-pikiran ini dapat terus muncul sebentar-sebentar atau terus menjadi hal yang utama.
Dengan masuknya masa lalu ke dalam peninjauan (Merriam, 1993; Webster, 1993), orang dewasa lanjut memandangnya, mengamatinya dan berefleksi terhadapnya. Mempertimbangkan kembali pengalaman sebelumnya dan memaknai apa yang terjadi, biasanya dengan merevisi atau memperluas pemahaman (Haight, 1991). Pengorganisasian masa lalu dapat memberikan suatu gambaran yang lebih sahih bagi individu, memberi makna baru dan signifikan terhadap kehidupa seseorang. Hal itu dapat juga membantu mempersiapkan individu menghadapi kematian, dalam proses mengurangi ketakutan.
Sebagai hasil dari tinjauan hidup, seorang dewasa lanjut dapat mengungkapkan kepada pasangannya, anak-anak atau teman-teman karibnya, karakteristik dan pengalaman yang tidak mereka ketahui karena belum diungkap sebelumnya. Sebaliknya, mereka dapat mengungkapkan kebenaran-kebenaran yang tidak diketahui atau diungkap sebelumnya. Tema-tema tersembunyi yang berharga bagi individu akan muncul, merubah hakikat dari perasaan orang dewasa lanjut terhadap dirinya sendiri. Proses penuaan yang berhasil tidak berarti berpikir mengenai masa lalu sepanjang waktu. Di dalam studi ini, orang-orang dewasa lanjut terobsesi pada masa lalu kurang mampu beradaptasi dibanding orang-orang dewasa lanjut yang mengintegrasikan masa lalu dan masa sekarang (Wong & Watt, 1991).
Kepuasan Hidup
Kepuasan hidup (life satisfication) adalah kesejahteraan psikologis secara umum atau kepuasan terhadap kehidupan secara keseluruhan. Kepuasan hidup digunakan secara luas sebagai indeks kesejahteraan psikologis pada orang-orang dewasa lanjut. Pendapatan, kesehatan, suatu gaya hidup yang aktif serta jaringan pertemanan dan keluarga dikaitkan dengan kepuasan hidup orang-orang dewasa lanjut melalui cara yang dapat diduga. Orang-orang dewasa lanjut dengan pendapatan yang layak dan kesehatan yang baik lebih cenderung untuk puas dengan kehidupannya dibandingkan dengan rekan sebayanya yang memiliki pendapatan kecil dan kesehatan yang buruk (Markides & Martin, 1979). Suatu gaya hidup yang aktif dikaitkan dengan kesejahteraan psikologis pada orang-orang dewasa lanjut---orang-orang dewasa lanjut yag pergi ke gereja, pergi kepertemuan-pertemuan, bepergian, bermain golf, pergi ke dansa, dan latihan secara teratur lebih puas dengan kehidupannya dibanding orang-orang dewasa lanjut yang tinggal di rumah dan mengurung dirinya dalam kepompong. Orang-orang dewasa lanjut yang memiliki jaringan sosial pertemanan dan keluarga yang luas juga lebih puas dengan hidupnya dibandingkan dengan orang-orang dewasa lanjut yang terisolasi secara sosial (Chappel & Badger, 1989; Palmore dkk, 1985). Beberapa peneliti mempercayai keterikatan yang dekat dengan satu atau lebih orang lebih penting dari jaringan dukungan secara keseluruhan (Levitt, 1989; Levit dkk, sedang dalam penerbitan).
Hal yang menarik, orang0orang dewasa lanjut seringkali memiliki persepsi yang lebih optimis mengenai perkembangan akhir kehidupannya daripada orang-orang dewasa yang berusia muda atau paruh baya.
Penuaan yang Berhasil
Dengan mengedepankan suatu kehidupan yang aktif pada dewasa akhir memang memberikan keuntungan-keuntungan fisik dan psikologis. Namun, Proses penuaan yang berhasil membutuhkan usaha dan keterampilan-keterampilan mengatasi masalah (Satlin, 1994; Weintraub, Powell, Witla, 1994). Keikutsertaan di dalam suatu program olahraga yang teratur mebutuhkan kerja keras bagi semua orang di segala usia. Begitu pula terlibat di dalam keterampilan-keterampilan mengatasi masalah secara efektif. Mengadopsi strategi ini untuk melalui proses penuaan dengan berhasil dapat menyulitkan khususnya pada masa dewasa akhir karena penurunan kekuatan dan stamina. Meskipun demikian, orang-orang dewasa lanjut yang mengembangkan suatu komitmen terhadap kehidupan yang aktif dan percaya bahwa pengembangan keterampilan-keterampilan mengatasi masalah dapat menghasilkan kepuasan hidup yang lebih besar, cenderung lebih berhasil melalui proses penuaan dibandingkan mereka yang tidak membuat komitmen ini. Seorang ahli perkembangan masa hidup, Paul Baltes dan koleganya (Baltes & Baltes, 1990; Baltes, Smith & Staudinger, sedang dalam penerbitan) percaya bahwa proses penuaan yang sukses terkait dengan tiga faktor utama: seleksi, optimisasi, dan kompensasi. Seleksi didasarkan pada konsep bahwa pada usia lanjut terdapat suatu penurunan kapasitas dan hilangnya fungsi-fungsi tertentu, yang mengarah pada penurunan kemampuan pada sebagian besar wilayah kehidupan. Optimisasi menyatakan bahwa ada suatu kemungkinan untuk mempertahankan kemampuan di beberapa wilayah dengan latihan dan penggunaan teknologi-teknologi baru. Kompensasi menjadi relevan ketika tugas-tugas kehidupan membutuhkan suatu tingkat kapasitas tertentu melebihi tingkatan saat ini dari kemampuan seorang dewasa lanjut yang potensial. Orang-orang dewasa lanjut secara khusus butuh untuk berkompensasi dalam situasi yang menuntut kemampuan fisik atau mental yang tinggi, seperti saat berpikir tentang atau mengingat sesuatu yang baru dengan cepat, bereaksi secara cepat saat mengemudikan mobil, atau berlari cepat. Sakit di usia lanjut membuat kebutuhan akan kompensasi menjadi nyata.
Terdapat penngkatan perhatian terhadapa peran optimisasi selektif dengan kompensasi sebagai model untuk proses penuaan yang sukses (Heckhausen & Schultz, dalam proses penerbitan). Proses optimisasi selektif dengan kompensasi mungkin menjadi efektif saat kehilangan menjadi suatu bagian penting bagi kehidupan seseorang. Kehilangan merupakan dimensi yang umum dari usia lanjut, meskipun ada variasi yang luas di dalam hakikat dari kehilangan yang terlibat. Sehingga dividu yang menua mungkin ikut serta dalam seleksi, optimisasi dan kompensasi, tetapi bentuk yang khusus dari adaptasi akan bervariasi tergantung pada sejarah kehidupan, pola keinginan, nilai-nilai, kesehatan, keterampilan, dan sumber daya dari masing-masing individu.