Jumat, 01 Juni 2012

Alat Permainan Edukatif



ALAT PERMAINAN EDUKASI
UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN MATEMATIKA
PADA ANAK USIA 3 – 4 TAHUN

BAB I
PENDAHULUAN

Pendidikan bagi anak usia dini semakin populer. Orang tua semakin merasakan pentingnya memberikan pendidikan kepada anak sejak dini dan berlomba memberikan fasilitas pendidikan terbaik bagi anak-anaknya. Perkembangan tersebut mendorong semakin menggeliatnya pertumbuhan lembaga pendidikan prasekolah seperti taman kanak-kanak, lembaga pendidikan anak usia dini, bimbingan belajar pra sekolah dan sebagainya. Bahkan diikuti pula dengan maraknya berbagai kursus kilat untuk membuat anak cepat berhitung, membaca dan menulis, hingga keterampilan menari atau bermain musik. Denyut pendidikan prasekolah pun akhirnya terus meningkat.
Di tengah berbagai tawaran yang menggiurkan, tidak sedikit orang tua yang terbawa arus ingin mempercepat peningkatan kemampuan intelektual anak lebih dini terutama dalam hal kemampuan berhitung (matematika). Anak-anak tersebut diberi stimulus kognitif yang intensif demi pencapaian yang maksimal. Namun terkadang orang tua tidak sadar bahwa pemberian stimulus yang berlebihan tanpa adanya penyesuaian terhadap usia anak akan memberikan dampak negatif terhadap perkembangan anak. Salah satu cara yang baik untuk menstimulasi perkembangan anak usia dini yang baik dan aman adalah melalui alat permainan edukatif.
Alat permainan edukatif saat ini sudah banyak dijumpai di berbagai tempat dengan fungsi dan tujuan yang beragam. Mulai dari alat permainan yang menstimulasi perkembangan bahasa, motorik, musik, sosial hingga matematika. Salat satu dari Alat permainan edukatif yang dapat menstimulus perkembangan matematika pada anak usia dini akan dibahas pada makalah ini.

BAB II
PEMBAHASAN

APE (Alat Permainan Edukatif) adalah  alat permainan yang dapat mengoptimalkan perkembangan anak, disesuaikan dengan usianya dan tingkat perkembangannya. Adapun manfaat APE (Alat Perkembangan Edukatif) adalah sebagai berikut :
·         Pengembangan aspek fisik, yaitu kegiatan – kegiatan yang dapat menunjang atau merangsang pertumbuhan fisik anak.
·         Pengembangan bahasa, dengan melatih berbicara, menggunakan kalimat yang benar.
·         Pengembangan aspek kognitif, yaitu dengan pengenalan suara, ukuran, bentuk, warna, dan lain – lain.
·         Pengembangan aspek sosial, khususnya dalam hubungannya dengan interaksi antara ibu dan anak, keluarga dan masyarakat.

Syarat-syarat APE yang baik harus memenuhi kriteria sebagai berikut:
·         Aman
Alat permainan anak dibawah usia 2 tahun, tidak boleh terlalu kecil, catnya tidak boleh mengandung racun, tidak ada bagian – bagian yang tajam, dan tidak ada bagian – bagian yang mudah pecah karena pada umur tersebut anak mengenal benda disekitarnya dengan memegang, mencengkeram, memasukkan kedalam mulutnya.
·         Ukuran dan berat APE harus sesuai dengan usia anak
Bila ukurannya terlalu besar akan sukar dijangkau anak, sebaliknya kalau terlalu kecil akan berbahaya karena dapat dengan mudah tertelan oleh anak. Sedangkan kalau APE terlalu berat, maka anak akan sulit untuk memindah – mindahkannya serta akan membahayakan bila APE tersebut jatuh dan mengenai anak.
·         Memiliki desain yang jelas
APE harus mempunyai ukuran – ukuran, susunan dan warna tertentu, serta jelas maksud dan tujuannya.
1.      APE harus mempunyai fungsi untuk mengembangkan berbagai aspek perkembangan anak, seperti motorik, bahasa, kecerdasan , dan sosialisasi.
2.      Harus dapat dimainkan dengan berbagai variasi, tetapi jangan terlalu sulit sehingga anak akan mudah frustasi, atau terlalu mudah sehingga anak akan cepat bosan.
3.      Walaupun sederhana harus tetap menarik baik warna maupun bentuknya. Bila bersuara, suaranya harus jelas.
4.      APE harus mudah diterima oleh semua kebudayaan karena bentuknya sangat umum.
5.      APE harus tidak mudah rusak. Kalau ada bagian – bagian yang rusak harus mudah diganti. Pemeliharaannya mudah, terbuat dari bahan yang mudah didapat, harganya terjangkau oleh masyarakat luas.
Dengan mengamati urutan permainan, Piaget bisa menunjukkan bahwa setelah akhir usia dua tahun jenis yang secara kualitatif baru dari fungsi psikologis muncul Pemikiran (Pra)Operasi dalam teori Piaget adalah prosedur melakukan tindakan secara mental terhadap objek-objek. Ciri dari tahapan ini adalah operasi mental yang jarang dan secara logika tidak memadai. Dalam tahapan ini, anak belajar menggunakan dan merepresentasikan objek dengan gambaran dan kata-kata. Pemikirannya masih bersifat egosentris. Anak kesulitan untuk melihat dari sudut pandang orang lain. Anak dapat mengklasifikasikan objek menggunakan satu ciri, seperti mengumpulkan semua benda merah walau bentuknya berbeda-beda atau mengumpulkan semua benda bulat walau warnanya berbeda-beda.
Menurut Piaget, tahapan pra-operasional mengikuti tahapan sensorimotor dan muncul antara usia dua sampai enam tahun.
Untuk pendidikan matematika dapat diberikan pada anak usia 0+ tahun sambil bermain, karena waktu bermain anak akan mendapat kesempatan bereksplorasi, bereksperimen dan dengan bebas mengekspresikan dirinya. Dengan bermain, tanpa sengaja anak akan memahami konsep-konsep matematika tertentu dan melihat adanya hubungan antara satu benda dan yang lainnya.
Anak juga sering menggunakan benda sebagai simbul yang akan membantunya dalam memahami konsep-konsep matematika yang lebih abstrak. Ketika bermain, anak lebih terstimulasi untuk kreatif dan gigih dalam mencari solusi jika dihadapkan atau menemukan masalah.
Pada pendidikan matematika dapat diberikan misalnya pada pengenalan bilangan, terlebih dahulu diperdengarkan angka dengan menyebutkan angka satu, dua, tiga dan seterusnya. Dan perlihatkan benda-benda berjumlah satu, dua, tiga dan seterusnya, bukan berarti materinya langsung mengenalkan lambang bilangan “dua” karena anak akan bingung. Dengan bertambahnya kecerdasan dan umur barulah diperkenalkan ke lambang bilangan.
Salah satu jenis permainan edukasi matematika yang mampu merangsang kemampuan berhitung, mengenal bangun ruang dan pengelompokan warna serta menghitungnya dengan permainan yang kita buat ini, kami memberinya nama dengan permainan “Serba Serbi”

Deskripsi  alat permainan ini :
Permainan ini terdiri dari beberapa jenis bangun ruang, seperti bangun ruang tabung, balok, dan prisma. Tiap  bangun ruang ini  memiliki 2 ukuran yang berbeda  yaitu ukuran besar dan kecil. Bangun yang besar diletakkan sesuai dengan lubang yang bentuknya sama dan angka yang sama pula. Kemudian bangun ruang yang kecil dimasukkan ke dalam bangun ruang yang besar sesuai dengan bentuk yang sama. Bangun ruang kecil tersebut jumlahnya sesuai dengan angka yang tertera dalam bangun ruang besar, misal tabung tertulis angka 1 maka hanya ada 1 tabung kecil, dan pada bangun prisma segitiga tertulis angka 3 maka terdapat 3 prisma segitiga kecil yang nantinya dimasukkan ke dalam prisma besar.
Langkah –langkah permainan :
  1. Anak diminta mengelompokkan bangun yang besar dan kecil sesuai dengan bentuk dan warnanya. Anak dapat mencoba menghitung berapa banyak bangun ruang kecil dari tiap-tiap warna yang ada. Misal : tabung warna biru ada 1 buah, prisma trapesium warna orange ada 2 buah, prisma segitiga warna kuning ada 3 buah dan balok warna hijau ada 4 buah.
  2. Kemudian bangun ruang yang besar dipasangkan ke lubang yang sama bentuk dan angka yang sama.
  3. Setelah terpasang, bangun ruang yang kecil dimasukkan ke dalam bangun ruang besar yang bentuknya sama. Saat memasukkan bungun ruang yang kecil, anak bisa diajak menghitung.
  4. Setelah semua terpasang, kita bisa bertanya kepada sang anak tentang mana yang paling tinggi dan mana yang paling rendah.

Manfaat yang diberikan dari permainan ini diantaranya :
  1. Geometri : Mainan ini bermanfaat untuk mengenalkan bentuk-bentuk dasar dan pecahan kepada anak-anak. Selain itu anak dapat melatih kemampuan berpikir logisnya untuk meletakkan benda di tempat yang tepat sesuai dengan bentuk yang ada.
  2. Konsep ukuran : Dapat mengembangkan kecerdasan logis-matematis dan visual-spasial. Di usia 2 sampai 2;6 tahun, batita dapat belajar tentang konsep ukuran (banyak-sedikit, besar-kecil, panjang-pendek, tinggi-rendah).
  3. Konsep tinggi rendah : anak dapat membedakan benda yang paling tinggi dan yang paling rendah.
  4. Konsep banyak sedikit : tiap bangun ruang memiliki beberapa bagian dengan bentuk yang sama hanya ukurannya lebih kecil. Anak dapat membedakan bangun ruang mana yang memiliki bagian yang paling banyak dan mana yang sedikit.
  5. Mengenalkan angka : alat permainan ini di tiap bangunnya tertulis angka dari 1-4, dengan adanya tulisan angka ini dapat mengenalkan pada anak bentuk tulisan angka 1 sampai 4.
  6. Mengelompokkan bangun ruang berdasarkan warna yang sama






 
DAFTAR PUSTAKA

http://id.shvoong.com/how-to/family/2067342-menu-pembelajaran-bagi pendidikan-anak
http://keluargasehat.wordpress.com/2011/02/08/1-3-tahun-usia-penting-tumbuh-kembang-anak